Pages

Minggu, 10 Maret 2013

Astagfirullah, Muslim Rohingya Makan Tikus untuk Bertahan Hidup



Jum'at, 08 Maret 2013
Kondisi Muslim Rohingya semakin memprihatinkan. Menurut relawan Lembaga Kemanusiaan International Action Country Leaving (ACL) Zeba, Masyarakat Rohingya bahkan sampai memasak tikus karena minimnya kebutuhan makanan.Menurut perempuan Bangladesh yang pernah tinggal di Sithwe Myanmar selama 4 tahun ini menilai bahwa permasalahan konflik Myanmar memang tidak terlepas dari sentimen anti Islam.
"Masyarakat Rohingya memang tidak disukai karena keislamannya, mereka dilarang sholat dan masjid juga dihancurkan," jelasnya  usai jumpa pers kembalinya relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di kantor lembaga kemanusiaan tersebut, Kamis (08/03/2013).
Pendapat Zeba ini dibenarkan oleh Andhika P Swasono. Andhika yang baru saja kembali dari Rohingya ini menjelaskan jumlah drastis penurunan angka masyarakat Rohingya di Myanmar.
Menurutnya dari 7 Juta jiwa, saat ini masyarakat Rohingya di Myanmar tinggal 800 orang saja. Ia menjelaskan susahnya bantuan kemanusiaan masuk. Bantuan kemanusiaan yang masuk dimonopoli pemerintah Myanmar.
Sementara itu, pemerintah Myanmar mewajibkan semua bantuan kemanusiaan juga seimbang diberikan ke umat Budha. Padahal menurut Andhika kebutuhan masyarakat Rohingya jauh lebih memprihatinkan.
"Saya selama di Myanmar sulit sekali untuk shalat Jum'at karena semua masjid sudah dibakar di Rohingya," tandasnya.
ACT berjanji akan terus memperjuangkan pembangunan shelter (rumah) bagi pengungsi Rohingya. Baik yang berada di Bangladesh maupun yang masih bertahan di Myanmar. Saat ini ACT sudah membangun 300 shelter dari 1000 shelter yang ditargetkan mereka.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar